Sabtu, 30 Januari 2016

Contoh Laporan Hasil Wawancara Pengrajin Batik

Nama : Danu Ady Setyawan
Tugas : Wawancara
Dosen Pembimbing : Jabrohim
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir, mata kuliah “Reportase”.

Topik Wawancara
Batik

Acara ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Desember 2015
Pukul : 15.15 WIB s/d selesai
Tempat         : Dusun Giriloyo Desa Wukitosari, Imogiri Bantul

Laporan Hasil Wawancara
Narasumber : Siti
Pewawancara : Danu Ady Setyawan dan Romy Dwi Cahyadi
Juru Rekam : Danu Ady Setyawan

Hasil Wawancara

Pada hari selasa, 29 Desember 2015, pukul 15.00 kami dating ke Rumah Batik “Sungsang “, di Dusun Giriloyo Desa Wukitosari, Imogiri Bantul. Kesan pertama kami datang ke tempat ini adalah suasana yang nyaman, sejuk, dan ramah masyarakat pedesaan. Pertama yang kami lakukan adalah mondar-mandir sepanjang jalan desa sambil menentukan rumah batik mana yang sekiranya sedia untuk kami wawancarai. Dalam perjalanan tersebut, akhirnya kami tentukan rumah batik yang menurut kami menarik untuk di kunjungi. 

Berada di sisi utara jalan desa dengan rumah berpondasi tinggi, seperti rumah panggung, dimana di depan rumah para pengrajin batik sedang menjalankan kegiatannya. Kami bertemu dengan anak dari pemilik rumah batik ini, yang cantik dan begitu memahami seluk-beluk rumah batik ini. Kemudian kami langsung memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan wawancara.

Bentuk wawancara:

P : sejak kapan anda menekuni usaha batik ini?
N : Kami memulai usaha batik ini kira-kira tahun 2007, sesudah gempa jogja pada waktu itu tahun 2006
P : Apakah batik ini turun temurun diwariskan keluarga?
N : Kalo batiknya sih turun temurun mas, cuma kan dulu nggak bisa memproses, jadi kita cuma nyanting saja terus dijual ke kota, karena sistemnya masih kurang, jadi kita gak bisa dalam proses pewarnaan, pemasaran kita belum bisa. Baru setelah gempa itu kita kan ada LSM masuk, terus ada pelatihan, ada pembinaan.
P : Mengenai batik yang anda buat, apakah telah dipatenkan?
N : Sudah,
P : Apa saja yang telah anda lakukan untuk mematenkan motif batik tersebut?
N : Opo yo..? lupa e saya mas namanya. Tapi dulu ada yang dari Jakarta yang datang kesini untuk nyateti batik kami. Tapi saya lupa e, soalnya bapak dulu yang ngurusin pas itu.
P : Ada berapa variasi batik yang di produksi di sini mbak?
N : Ya ada macem-macem, jadi kita ada batik klasik, ada batik modern, pewarnaannya juga ada warna khas jogja, terus ada pewarnaan alam, dan bervariasi. Jadi kita mengikuti pasaran. Kalo yang klasik itu macemnya ya ada sidomukti,  wahyu temurun, sidoasih, sido luhung. Kalo yang modern nanti ada motif bunga-bunga atau daun.
P : Dalam proses pembuatan ya mbak, apakah diperlukan waktu lama untuk merubah kain putih polos menjadi kain yang sudah bermotif?
N : Ya lama, kalo batik tulis itu ya minimal satu bulan baru jadi, dari proses nyanting, pengeclupan sampai selesai itu diperlukan minimal satu bulan. Semakin rumit motifnya dan pewarnaannya semaki membutuhkan waktu yang lama.
P : ini kan macam-macam ya mbak jenisnya, lalu dalam pewarnaan sendiri memakai pewarna alami atau pewarna buatan?
N : Oo pewarna kimia maksudnya? Kita kalo yang produksi tiap hari kita memakai warna alam, karena kita memang spesial memakai warna alam, cuma kita juga menyediakan warna sintetis. Karena kan gak semua customer minat dengan warna alam, karena ada beberapa orang juga memilih warna yang cerah, warna yang ngejreng, itu kan kalo dengan warna alam kan gak bisa, jadi kalo pengen warna cerah kita pakai dari pewarna sintetis. Tapi mayoritas warna disini tetap warna alam. Kalo sintetis itu cuma kadang-kadang, dan kalo Cuma pas ada pesenan aja.
P : Dalam proses pewarnaan alami itu sendiri bagaimana mbak? Ada perbedaan tidak dengan proses pewarnaan sintetis?
N : Kalo warna alami itu ya kita ngeclup, jadi nanti kalo warna alami itu pengeclupannya berulang kali, jadi kita kalo semisalkan mau empat warna, kita bisa ngeclup 15 sampai 20 kali pengeclupan baru kita mendapatkan warna yang maksimal. Terus nanti warna yang pertama dibatik lagi, terus dicelup lagi masuk warna kedua dan seterusnya. Kalo sintetis cuma dua kali penclupan udah maksimal, warnanya sudah jadi.
P : Menurut mbak, harga batik dipasaran sekarang ini mengalami kenaikan atau justru mengalami penurunan?
N : ya naik, soalnya dari bahan baku saja sendiri juga naik, dari kainnya, katun trinisima itu kan juga naik. Terus dari bahan pewarnaanya sendiri itu juga naik. Karena sekarang kan batik ibaratnya udah menjamur ya dimana-mana. Jadi bahan-bahannya pun semua orang mencari, kalo semua orang mencari kan otomatis harganya naik.
P : Kalo disini motif batiknya murni karya sendiri atau mengambil dari motif-motif terdahulu?
N : Kalo yang klasik kan motifnya memang sudah turun-temurun, jadi kan polanya dari dulu sudah seperti itu. Terus kalo dalam pewarnaan alam kita ciptakan sendiri, kita inovasikan sendiri, semisalkan ambil dari daun nyamplung itu kita bikinkan motif, terus daun lompong, daun pepaya, atau yang lainnya.
P : Jadi mbaknya juga mengembangkan motif batik yang ada disini?
N : Gak Cuma mengembangkan mas, bahkan kami juga menciptakan karya sendiri. Kalo yang klasik itu kan gak bisa diubah-ubah mas, jadi kan kalo yang motif klasik ini kan sudah ada pakemnya, jadi gak bisa ditambahi, gak bisa dikurangi, seperti itu.
P : Kalo klasik itu jenisnya apa saja mbak?
N : kalo yang klasik itu ya ada sido mukti, wahyu temurun, dan ada motif-motif yang khas kerajaan, motif keratin gitu kan udah ada filosofinya sendiri.
P : Oh ada filofinya to mbak, apa saja sih mbak filosofinya?
N : Ya kalo filosofi kurang paham juga sih mas, tapi setahu saya kalo wahyu temurun itu kan digunakan pas acara nganten itu kan pas midodareni, jadi diharapkan untuk yang memakai itu dia bagus lah, wahyunya itu turun pada yang memakai itu. Seperti sido mukti itu juga diharapkan yang memakai selalu dalam keadaan baik. Kalo babon angrem itu yang memakai biasanya orang yang lagi hamil, babon angrem itu kana yam yang lagi mengerami telurnya, jadi maksudnya yang memakai itu biar sabar. Seperti itu.
P : Kan batik ini dulu kurang diminati ya mbak, terlebih kaum muda. Nah, upaya mbak agar batik ini tetap eksis di pasaran ini bagaimana mbak?
N : Ya kita memperbanyak koleksi, juga mengikuti pasaran. Jadi kan kalo sekarang kan batik itu enggak terkesan seperti simbah-simbah atau kuno. Jadi batik kan sudah bisa kita bikin blazer, bisa dibikin jaket, baju kerja dan macam-macam. Jadi anak muda juga bisa memakainya.
P : Lalu bagaimana mbaknya bisa mengenalkan batik yang di produksi dari sini?
N : Kalo kami sih lebih mengutamakan yang memang sudah langganan lama disini mas. Jadi sebisa mungkin kami terus memperkaya motif-motif baru yang semampu kami, kami ciptakan. Jadi pelanggan yang sudah lama langganan disini itu tidak bosen. Gitu mas.
P : Apa disini menerima kursus membatik mbak?
N : Oo menerima banget mas, jadi disini menerima pelatihan membatik baik secara individu maupun kelompok. Jadi nanti prosesnya disini diberi kain seperti sapu tangan atau serbet seperti itu, kemudian diajari cara membuat pola, cara nyantingnya sampai pengeclupannya. Lalu kainnya itu boleh dibawa pulang. Semua fasilitas sudah disiapkan disini.

Deskriptif:
  1. Rumah batik “Sungsang” memulai usahanya sejak tahun 2007, sesudah gempa jogja.
  2. Motif batik yang diwariskan turun temurun ini sudah mendapat pengakuan dan sudah dipatenkan.
  3. Rumah batik Sungsang memiliki bermacam-macam motif batik sepert, sidomukti,  wahyu temurun, sidoasih, dan sido luhung. Yang sebenarnya adalah motif batik klasik yang turun temurum diwariskan dari nenek moyang. Motif batik ini sudah memiliki pakem tersendiri, sehingga tidak dapat dirubah motifnya, baik ditambah maupun dikurangi.
  4. Rumah batik Sungsang menggunakan pewarna alami dalam pembuatannya, dan sesekali menggunakan pewarna kimia. Menuruti pemesan saja.
  5. Dalam motif batik klasik mempunyai filosofi tersendiri dalam setiap motifnya.
  6. Rumah batik Sungsang menerima pelatihan membatik baik secara individu maupun kelompok.


NB: P= Penanya/pewawancara
        N= Narasumber

Contoh Skenario Film Pendek "Pulang Tanpa Alamat"

Danu Ady Setyawan

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN



Naskah film pendek “Pulang Tanpa Alamat”.

Pulang Tanpa Alamat
Synopsis : adalah cerita tentang anak perantauan yang ingin pulang ke kampung halamannya. Namun tak sesuai harapannya, sebab dia meninggal dunia dalam perjalanan pulangnya.

FADE IN:
TEASER
SCAN 1.INT. KONTRAKAN RIDWAN. KAMAR – PAGI
S
CAMERA CLOSE UP: Didepan cermin ridwan berkaca, menata rambutnya, serta merapikan baju yang dipakainya. Setelah itu ridwan menyemprotkan parfumnya di ketiak, pergelangan tangan juga lehernya.

SCAN 2.INT. KONTRAKAN RIDWAN. RUANG TENGAH- PAGI

CAST: RIDWAN, ANJI

CAMERA CLOSE UP: Anji duduk di lincak, menonton televisi. Di sampingnya keluarlah ridwan dari pintu kamarnya. Anji mencium wangi parfum ridwan, dan menatapnya.
ANJI
(penasaran) mau kemana pagi-pagi gini wan?
RIDWAN
(cuek) Ah mau tau aja kamu
ANJI
(semakin penasaran) serius.!!! Kamu gak persiapan buat berangkat nanti siang?
CAMERA MOVE TO: Ridwan memakai sepatu di teras depan pintu
RIDWAN
(tenang) iya nanti, aku keluar sebentar kok

SCAN 3.INT. JALAN KAMPUNG – PAGI

CAMERA CLOSE UP: Ridwan berjalan santai dengan sebatang rokok yang di hisapnya.
CAMERA MOVE TO: keramaian penduduk kampung yang sedang melakukan kegiatan pagi hari. Menyapu halaman, mencuci motor, memberi makan burung, menyiram tanaman, serta membeli sayur pada pedagang keliling.

SCAN 4.INT. DEPAN RUMAH PAK RT- PAGI

CAMERA LONG SHOT: Ridwan menuju rumah Pak RT. di depan rumah Pak RT sedang memberi makan burung, istrinya sedang menyapu halaman rumah, anaknya berseragam SD sedang memakai sepatu didepan pintu.
CAMERA CLOSE UP: Pak RT sedang memberi makan burung perkututnya.
RIDWAN
Asalamu’alaikum Pak
PAK RT
(sedikit terkejut) Wa’alaikum salam. Eh Ridwan, ada apa pagi-pagi gini udah rapi aja? Mana wangi lagi?
CAMERA CLOSE UP: Pak RT dan Ridwan bersalaman
CAMERA MOVE TO: Ibu RT yang sedang memegang sapu
BU RT
Tumben nak Ridwan pagi-pagi sudah kesini?
CAMERA LONG SHOT: Ridwan mendekat ke Bu RT, bersalaman
RIDWAN
Iya bu, mau pamitan
BU RT
Mau kemana? Sini duduk dulu!
CAMERA LONG SHOT: Ridwan, Bu RT dan Pak RT menuju bangku  di teras depan rumah. Anak pak RT bersalaman dengan bu RT dan Pak RT, Pamitan ke sekolah.

SCAN 5.INT. TERAS RUMAH PAK RT- PAGI

CAMERA CLOSE UP: Ridwan berbicara
RIDWAN
Mau pulang kampung bu, sudah lama sekali saya meninggalkan keluarga saya di kampung sana. Saya sudah sangat kangen sekali sama mereka.
CAMERA CLOSE UP: ibu RT
IBU RT
Apa hari ini kamu akan berangkat pulang ke kampung halaman ?
CAMERA MOVE TO: teras rumah Pak RT, ( Ridwan, Pak RT, Bu RT)
RIDWAN
Iya bu, rencananya nanti siang saya berangkat bersama Anji dan temen-temen lainnya
Pak RT
Kalo begitu sebelum kamu pergi, temenin bapak ngopi dulu ya!! Ibu tolong bikinkan kopi!
CAMERA LONG SHOT: Teras rumah Pak RT. Pak RT, Bu RT dan Ridwan ngobrol banyak.

SCAN 6.INT. JALAN KAMPUNG- PAGI

CAMERA LONG SHOT: Ridwan berjalan
CAMERA CLOSE UP : Ridwan menghampiri para warga kampung, bersalaman dan pamitan.
RIDWAN
Asalamu’alaikum bapak… ibu…,
WARGA YANG SEDANG BERKUMPUL
Wa’alaikum salam,
SALAH SATU WARGA
eh nak ridwan tumben, ada apa ini kok rapi bener??
RIDWAN
Mau pamitan buk.. hari ini saya mau pulang kekampung halaman, kangen sama keluarga.
CAMERA MOVE TO: Kartiyem, Seorang ibu yang berlari dari dalam rumah karena mendengar Ridwan berpamitan. Di sebelah kerumunan warga.
KARTIYEM
Eh eh eh nak Ridwan mau kemana.?? Kok pake acara pulang segala to?
RIDWAN
(tenag sambil tersenyum)Mau pulang bu kartiyem, saya kangen sama keluarga dikampung halaman.
KARTIYEM
(sedikit khawatir) Ealah, terus nanti siapa yang ngurusin mushala kalo nak Ridwan pergi?
RIDWAN
(Tersenyum)Insaallah besok balik kok bu
KARTIYEM
Yaudah hati hati-hati ya nak.!!!
CAMERA MOVE TO: (sedikit sedih) Kerumunan warga. Mengucapkan hati-hati ya ridwan.! Secara bergantian
CAMERA LONG SHOT: Ridwan bersalaman, berpamitan dengan seluruh warga yang ditemuinya sepanjang jalan.

SCAN 7.INT. KONTRAKAN RIDWAN-MENJELANG SIANG

CAMERA CLOSE UP: Pintu depan kontrakan dari dalam. Ridwan membuka pintu dan mengucapkan salam.
RIDWAN
(capek)Asalamu’alaikum….
CAMERA MOVE TO: Anji duduk di bangku sedang menonton tv
ANJI
Wa’alaikum salam…. Dari mana aja kamu wan?
CAMERA MOVE TO: Ridwan berjalan menuju kamar. Membuka pintu kamar. Tanpa berkata.
CAMERA CLOSE UP: Anji duduk di bangku,menoleh kesamping arah pintu kamar Ridwan.
ANJI
(Sinis) Aneh…

SCAN 8.INT.DEPAN RUMAH PAK RT-MENJELANG SIANG

Srek.. srek.. srek.. bu RT menyapu halaman rumahnya. Dua ibu-ibu menghampiri bu Rt.
IBU-IBU
Assalamu’alaikum buu
BU RT
Wa’alaikum salam…
SALAH SATU IBU
Apa bener bu kalo Ridwan mau pulang kampung dan gak kembali lagi?
BU RT
Iya, Ridwan memang mau oulang ke kampung halaman, tapi insaallah besok balik lagi kesini kok.
SALAH SATU IBU
Katanya gak balik lagi bu kesini? Terus apakah aman desa kita nanti kalo Ridwan pergi?
CAMERA CLOSE UP: Bu RT membayangkan masa lalu, dimana Ridwan selalu menjadi penolong warga di saat kesusahan, disaat terjadi musibah.

SCAN 9.INT.PERTOKOAN-SIANG HARI

Kebakaran…. Kebakaran… kebakaran… warga berteriak panik sambil memadamkan api pada sebuah toko yang kebakaran. Kepanikan warga memadamkan api dengan alat-alat seadanya, ada yagng membawa ember, panic dan lain sebagainya. Mereka saling bertubrukan. Sementara kebakaran pada toko mulai membesar.
CAMERA CLOSE UP: ibu dan anaknya, etnik tionghoa berada didalam toko yang sedang terbakar. Disekitarnya api mulai membakar. Mereka berteriak minta tolong. Tolong…. Tolong….
CAMERA CLOSE UP: Ridwan melihat orang berada didalam kebakaran tersebut minta tolong. Tampa kata ridwan langsung berlari masuk kedalam toko yang terbakar tadi. Menembus api berniat menyelamatkannya. Warga disekitarnya berteriak panic dan melarang ridwan. Jangan ridwan..!!! jangan masuk..!! ridwan tak menghiraukan.
CAMERA CLOSE UP: Warga tercengang panik.
CAMERA CLOSE UP: Ibu dan anak menangis didalam kebakaran.
CAMERA CLOSE UP: Ridwan terus menerobos api, menyingkirkan puing reruntuhan yang menghalangi jalannya.
CAMERA CLOSE UP: Ibu dan anak menangis. Ridwan muncul dari sampingnya, menyingkirkan balok besar di depannya.
CAMERA MOVE TO: Ridwan menggendong anak, serta mengajak ibu itu keluar dari kebakaran.
CAMERA LONG SHOT: toko yang sedang terbakar berusaha dipadamkan para warga. Tiba-tiba ridwan menggendong anak serta menuntun seorang ibu keluar dari kebakaran. Warga langsung menolongnya.

SCAN 10.INT.DEPAN RUMAH PAK RT- MENJELANG SIANG

CAMERA CLOSE UP: ibu Rt membayangkan. Seorang ibu menyentuh lengan bu RT. Bu Rt kaget
SEORANG IBU
Bu.. inget gak waktu dulu pas saya dijambret waktu pulang dari pasar? Ridwan juga yang menolong saya..
CAMERA CLOSE UP: Ibu RT membayangkan..

SCAN 11.INT.JALAN- PAGI

CAMERA CLOSE UP: Ibu Rt dan dua ibu-ibu tadi jalan kaki. Mereka membawa tas yang berisi sayuran. Didekat sungai, dijalan yang sepi, tiba-tiba seorang pria merebut dompet dari salah seorang ibu itu. Ibu RT serta ibu-ibu yang lain berteriak minta tolong.
Tolong…jambret.. tolong…. Tolonggg
CAMERA CLOSE UP: Ridwan memancing di pinggir sungai. Kaget ada orang minta tolong.
CAMERA MOVE TO: Ridwan berlari mengejar jambret.
CAMERA LONG SHOT: Jambret berlari, dibelakangnya ridwan mengejar.
CAMERA CLOSE UP: Jambret berhenti berlari,berniat ingin melawan Ridwan. Dibelakangnya Ridwan pun berhenti.
CAMERA MOVE TO: Jambret menantang Ridwan, sambil mengeluarkan pisau.
JAMBRET
Mau mati kamu.??
CAMERA MOVE TO: Ridwan tanpa kata mendekati jambret
CAMERA CLOSE UP: Jambret menyerang Ridwan dengan pisaunya, Ridwan menghindar kekiri lalu menendang perut jambret.
CAMERA LONG SHOT: Jambret dan Ridwan berkelahi, disampingnya Ibu-ibu yang kejambretan tadi datang melihat.
CAMERA CLOSE UP: Ridwan memukul hidung si jambret, menendang perutnya. Jmbret pun jatuh dan tak mampu berdiri lagi.
CAMERA CLOSE UP: Ridwan mengambil dompet dari saku jaket jambret tadi.
CAMERA MOVE TO: Ridwan mengembalikan dompet pada ibu yang kejambretan.

SCAN 12.INT.KONTRAKAN RIDWAN-SIANG

Ridwan dan Anji bersiap-siap untuk pergi.
CAMERA CLOSE UP: depan kamar Ridwan. Anji, sudah rapi, memakai jaket levis, menggendong tas, celana panjang, dan bersepatu.
ANJI
Cepetan dong wan.!! Keburu ketinggalan bis ini..
RIDWAN
Iya, sebentar…
CAMERA CLOSE UP: Anji di depan kamar Ridwan. Ridwan membuka pintu kamar. Ridwan keluar
ANJI
(sedikit kaget) Pucet gitu wan??
RIDWAN
(santai) Enggak, perasaan mu aja..
CAMERA LONG SHOT: Kontrakan Ridwan, Ridwan dan Anji keluar dari kontrakan. Berjalan menuju terminal

SCAN 13.INT.TERMINAL-SIANG

Ridwan dan Anji menuju terminal. Diterminal mereka bertemu dua temannya. Yang memang sudah janjian untuk pulang bareng.
CAMERA LONG SHOT: Ramai jalanan kota
CAMERA LONG SHOT: Ramai terminal, bus-bus, angkot serta kendaraan umum lain.
CAMERA MOVE TO: Tempat tunggu depan loket pembelian tiket, Anji dan Ridwan bertemu dua teman lainnya. Mereka bersalaman dan berpelukan satu sama lain. Wajah tampak gembira..
CAMERA CLOSE UP: Ridwan, Anji, dan dua temannya masuk bus.
CAMERA LONG SHOT: Bus berjalan..

SCAN 14.INT.DALAM BUS-SIANG

Di dalam bus mereka berempat asik bercanda, ngobrol dengan wajah yang sumringah, senang. Dua teman anji dan Ridwan itu namanya Ulum dan Aris. Mereka saling bercerita pengelaman semasa di tanah rantau.
CAMERA CLOSE UP: Ridwan, Anji, Ulum, Aris. Sedang ngobrol
ULUM
(bertanya) Hey, kalian berdua ngapain aja selama diperantauan?
RIDWAN
(bercanda, merendah) ahhh apa sih yang bisa saya lakukan sebagai lulusan pesantren, selain jadi guru ngaji. Saya ini bukan siapa-siapa.
ARIS
Ah kamu itu wan, dari dulu merendah terus sukanya..
ANJI
Biarpun dia bukan siapa-siapa, tapi dia disukai banyak warga. Banyak cewek juga yang suka padanya..
ANJI, ARIS, ULUM
Hahahahahahahahha
CAMERA CLOSE UP: Ridwan terdiam malu, melihat keluar jendela.
CAMERA CLOSE UP: Pemandangan sawah luar jendela
CAMERA LONG SHOT: Bus berjalan di jalan yang bersampingan dengan pemandangan sawah.

SCAN 15.INT.DALAM BUS-MALAM

CAMERA CLOSE UP: Ridwan dekat jendela, disamping kirinya ada anji. Di kursi depan mereka ulum dan Aris. Mereka semua sedang tidur. Dibelakang mereka pun penumpang lain juga sdang tidur.
CAMERA LONG SHOT: Bus melaju kencang di jalan
CAMERA LONG SHOT: Bus berhenti di rumah makan besar, tempat dimana bus antar kota berhenti beristirahat.
CAMERA CLOSE UP: Pintu bus, para penumpang turun untuk makan juga buang air.
CAMERA CLOSE UP: Ulum terbangun, di dalam bus hanya tinggal mereka berempat. Lalu ulum membangunkan Aris dan juga Anji. Anji pun membangunkan Ridwan.
CAMERA CLOSE UP: Anji membangunkan Ridwan, sambil menepuk pundak ridwan.
ANJI
(lirih) Wan bangun wan
(agak keras) wan bangun wan… Ridwan….
CAMERA CLOSE UP: Ulum dan Aris mendekati Anji dan Ridwan. Anji masih berupaya membangunkan Ridwan.
ANJI
(Keras) Wan bangun wan
(sambil menepuk pundak ridwan agak keras) wan bangun wan, Ridwan…
ULUM
Ridwan bangun…
CAMERA MOVE TO: Ridwan, Ulum, Anji, Aris. Aris memegang tangan Ridwan. Mereka panik
ARIS
Gila.. nji dingin banget ini tangan Ridwan
ANJI
(Panic)Hahh.. (memegang tangan Ridwan) iya dingin banget. Gimana ini..? (Tambah panik)
CAMERA CLOSE UP: Anji, Ridwan, ulum, Aris. Ulum bergegas memegang pergelangan tangan Ridwan. Merasakan detak nadinya. Dan ternyata detah nadi berhenti.
ULUM
(kaget) Astagfirullah… Innalilahi wa ina ilaihi roji’un
ANJI
(sangat Panic)Ridwan meninggal Lum.??
ARIS
(Kaget dan pani) hahhh… meninggal.???? Terus gimana ini.??
ULUM
(Menenangkan) udah-udah, gak usah panic, kita santai aja dan jangan sampai ada orang yang tau.!! Ok.?!
ANJI
(masih panic) terus gimana.??

ULUM
(menenangkan) Udah kita sekarang santai aja. Seolah gak terjadi apa-apa. Kita pura-pura tidur lagi aja. Ridwan kamu beri selimut biar seolah dia sedang tidur.!
CAMERA MOVE TO: Anji menyelimuti Ridwan dengan selimutnya. Sementara Aris dan Ulum kembali ketempat duduknya. Dalam bus hanya mereka berempat.
CAMERA CLOSE UP: Pintu bus, para penumpang masuk kedalam bus. Para penumpang duduk ditempat masing-masing. Bus pun berjalan.
CAMERA LONG SHOT: Bus melanjutkan perjalanan
CAMERA CLOSE UP: Ulum sedang memegang hp. Ulum mengirim pesan kepada temannya.
CAMERA CLOSE UP: layar hp Ulum yang sedang menulis sms, “tolong jemput saya di terminal besok pagi,bawa mobil.. ini sangat darurat”.

SCAN 16.INT.TERMINAL-MENJELANG SUBUH

Bus yang ditumpangi mereka sampai diterminal menjelang subuh.
CAMERA LONG SHOT: Bus masuk terminal
CAMERA CLOSE UP: Anji, Aris, Ulum, Ridwan
ULUM
Kita keluar terakhir aja. Aku sudah minta jemput temen ku pake mobil.
ANJI
Iya…
CAMERA CLOSE UP: Pintu bus. Para penumpang keluar. Sopir dan kernet pun keluar.
CAMERA CLOSE UP: Mobil hitam mendekati bus
CAMERA CLOSE UP: Anji dan Ulum merangkul Ridwan. Dibelakangnya Aris membawa barang bawaan.
CAMERA MOVE TO: Antara mobil dan bus. Anji dan Ulum merangkul Ridwan. Dibelakangnya Aris membawa barang bawaan. Kemudian Ridwan dimasukan kedalam mobil.
SCAN 16.INT.JALAN-MENJELANG SUBUH
Dengan bantuan teman Ulum yang bernama Helmi, mereka pun membawa Ridwan yang entah mau dibawa kemana.
CAMERA CLOSE UP: Helmi nyetir mobil disampungnya ada Ulum. Sedang dibelakang Anji, Ridwan dan Aris. Ridwan berada ditengah Anji dan Aris.
HELMI
Kenapa temen mu yang satu itu?
ULUM
(santai)Mati….
HELMI
(kaget) Anjing… aku disuruh jemput orang mati.. trus mau bawa kemana dia.
ULUM
(menoleh belakang) ada yang tahu rumahnya Ridwan gak.?
ARIS
Aku gak tau.. anji tu temennya dari dulu..
ANJI
Aku juga gak tahu, aku kan bertemu dia di terminal, sama seperti aku bertemu sma kalian dulu di bus.
ARIS
(panic) Lha terus mau kita bawa kemana dia.??
ULUM
(santai) Yaudah kita pikirin nanti aja..
HELMI
Gila kamu Lum..
CAMERA LONG SHOT: Mobil hitam yang mereka tunggangi melaju kencang..


SCAN 17.INT.JEMBATAN-MENJELANG SUBUH

Sementara bau mayat sudah sangat menyengat. Helmi tetap memacu mobilnya. Akhirnya mereka berhenti pada jembata sungai besar.
ARIS
(panic) Lum gimana ini.?? Baunya sudah sangat menyengat.. aku gak tahan lagi
ANJI
Iya LUm
ULUM
Stop.. kita berhenti di sini helmi..
HELMI
Ngapain kita berhenti di tengah jembatan gini?
ULUM
(menoleh belakang) bagaimana kalo kita buang di sungai ini.?
HELMI
Gila kau lum..
ANJI
Iya.. ingat lum ini temen kita
ARIS
Gak ada cara lain apa?
ULUM
(memaksa) Ayo lah, daripada lo bau.. keburu banyak orang ini. Matahari juga bentar lagi muncul. Ayo cepet gak usah banyak mikir..
ANJI
Tapi dosa lo yang tanggung ya Lum..
HELMI
(santai) silakan kerjakan,, aku sih gak ikut-ikutan..

ARIS
Yaudah ayooo cepet nunggu apa lagi..?
CAMERA CLOSE UP: mobil sisi kiri. Ulum dan Aris keluar mobil. Ulum, Aris menarik Ridwan dari luar, sedang anji membantu dari dalam.
ULUM
Ayoo tarik
ARIS
Aku pegang kakinya
ANJI
Ini lum pegang….
CAMERA CLOSE UP: Anji, Ulum, Aris bersiap melempar mayat Ridwan ke sungai. Ridwan pun di lempar ke sungai.
ANJI
Satu…Dua.. Tigaaa
ULUM
Lemparr……

CAMERA CLOSE UP: Anji, Ulum, Aris masuk mobil setelah melempar mayat Ridwan.
CAMERA LONG SHOT: Mobil hitam yang mereka tumpangi melaju kencang, meninggalkan jembatan
CAMERA LONG SHOT: Mayat Ridwan mengapung di saungai. Credi title muncul tanda film selesai













Analisis Hermeneutika Sajak "Sembah Hyang" Karya Abdul Wachid B.S

Danu Ady Setyawan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Ahmad Dahlan 
Yogyakarta


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta; akar kata hs-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi.Akhiran –trabisa menunjukan alat atau sarana.Maka dari itu sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran (A. Teeuw, 1984).[1]
Karya sastra adalah hasil cipta karya manusia yang berupa fiksi yang di dalamnya terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis, baik yang memang merupakan karangan atau kisah pengalaman hidup penulis.Puisi berasal dari bahasa Yunani “poiesis” yang berarti penciptaan. Puisi merupakan sebuah ekspresi yang mampu membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indra. Dalam menulis sajak-sajak puisi, seorang penyair pasti mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan penyair-penyair lain. Baik dalam memainkan metafora, tanda, simbol, bahkan dalam pemenggalan kata.
Untuk memahami isi sebuah puisi tentulah sulit, bahkan dalam beberapa puisi yang ditulis seorang menjadi sangat sulit kita pahami.Bisa dimaklumi, karena yang ditulis seorang mungkin bukanlah puisi, melainkan kedalaman hidup. Baik dalam hubungan sosial penulis, maupun hubungan penulis dengan sang pencipta.
Maka dari itu, untuk memahami suatu karya sastra terutama puisi, perlulah kita melakukan suatu analisis terhadapnya.Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis sebuah puisi adalah teori hermeneutika. Oleh sebab itu, penulis akan mencoba memahami sebuah puisi karya Abdul Wachid B.S, yang berjudul “Sembah Hyang”, melalui teori hermeneutika yang diungkapkan oleh Paul Ricoeur.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana metafora dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid  B.S.?
2.      Bagaimana simbol dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S.?
3.      Bagaimana konsep dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S.?

C.     TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.      Mengetahui dan memahami metafora yang terkandung dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S.
2.      Mencari dan memahami simbol yang terkandung dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S.
3.      Memahami konsep yang terkandung dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S.

D.    LANDASAN TEORI
1.      TEORI HERMENEUTIKA
Hermeneutik adalah kata yang sering terdengar dalam bidang teologi, filsafat, bahkan sastra.Hermeneutik baru muncul sebagai sebuah gerakan dominan dalam teologi protestan eropa, yang menyatakan bahwa hermeneutika merupakan “titik fokus” dari isu-isu teologis sekarang.
Akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermeneuein, yang berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, “interpretasi”,. Penjelasan dua kata ini, dan tiga bentuk dasar makna dalam pemakaian aslinya, membuka wawasan pada karakter dasar interpretasi dalam teologi dan sastra, dan dalam konteks sekarang ia menjadi keywords untuk memahami hermeneutika modern.
“Semenjak seni berbicara dan seni memahami berhubungan satu sama lain, maka berbicara hanya merupakan sisi luar dari berpikir, hermeneutik adalah bagian dari seni berfikir itu, dan oleh karenanya bersifat filosofis” (Scheleiermacher, 1977:97 via E.Sumarno).
Yang dimaksud oleh Scheleimacher adalah bahwa ada jurang pemisah antara berbicara atau berfikir yang sifatnya internal dengan ucapan yang aktual.Kita harus mampu mengadaptasi buah pikiran kedalam kekhasan lagak ragam dan tata bahasa. Dalam setiap kalimat yang diucapkan, terdapat dua momen pemahaman, yaitu apa yang dikatakan dalam konteks bahasa dan apa yang dipikirkan oleh pembicara. Setiap pembicara memiliki waktu dan tempat, dan bahasa dimodifikasi menurut kedua hal tersebut. Menurut Scheleimacher pemahaman hanya terdapat didalam kedua momen yang saling berpautan satu sama lain itu. Baik bahasa maupun pembicaranya harus dipahami sebagaimana seharusnya.
Sedangkan Paul Recour mendefinisikan hermeneutik sebagai berikut: “Hermeneutik adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks”.
Berbeda dengan Scheleiermacher yang meletakan hermeneutika pada bahasa dan berbicara, Paul Ricoeur memeperluas definisinya dengan menambahkan “perhatian kepada teks”.Ricoeur, menjelaskan bahwa teks adalah seitiap diskursus yang dibakukan lewat tulisan.Apa yang dibakukan oleh tulisan adalah wacana yang dapat diucapkan, tetapi wacana ditulis karena tidak diucapkan.(Ricoeur 1981)[2]
Teks sebagai penghubung bahasa isyarat dan symbol-simbol dapat membatasi ruang lingkup hermeneutika karena budaya oral (ucapan) dapat dipersempit. Hermeneutika pada hal ini hanya akan berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan. Recoeur menegaskan bahwa definisi yang tidak terlalu luas justru memiliki intensitas.
Dari pendapat dua tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa hermeneutika adalah studi tentang peranan bahasa dalam komunikasi dan proses-proses berfikir, serta khususnya dalam persoalan yang menyangkut bagaimana mengidentifikasi, memahami atai meyakini bahwa makna muncul pada saat bahasa dipergunakan, baik secara lisan maupun tulisan.
2.      TEORI METAFORA
Metafora, kata Monroe adalah “puisi dalam miniatur”.Metafora menghubungkan makna harfiah dengan makna figuratif dalam karya sastra.Dalam hal ini, karya sastra merupakan karya wacana yang menyatukan makna eksplisit dan implisit.Di dalam tradisi positivisme logis, perbedaan makna antara bahasa kognitif dan emotif, yang kemudian dialihkan menjadi perbedaan menjadi vokabuler denotasi dan konotasi.Denotasi dianggap sebagai makna kognitif yang merupakan tatanan semantik, sedangkan konotasi adalah ekstra-semantik.Konotasi terdiri atas seruan-seruan emotif yang terjadi serentak yang nilai kognitifnya dangkal.Dengan demikian, arti figurative suatu teks harus dilihat sebagai hilangnya makna kognitif apapun.Karya sastra dibuka oleh saling berpengaruhnya makna-makna ini, yang memusatkan analisisnya pada desain herbal, yaitu karya wacana yang menghasilkan ambiguitas semantik yang mencirikan suatu karya sastra.Karya wacana inilah yang dapat dilihat dalam miniatur dalam metafora (Ricoeur).[3]
Dalam retorika tradisional, metorika digolongkan sebagai majas yang mengelompokkan variasi-variasi dalam makna ke dalam pengalaman kata-kata, atau lebih tepatnya proses denominasi. Tujuan majas adalah mengisi tempat kosong semantik dalam kode leksikal atau menghiasi wacana dan membuatnya lebih menyenangkan. Oleh karena itu, metafora memiliki ide lebih banyak dari kata untuk mengungkapkan kata itu, metafora akan meregangkan makna kata-kata yang dimiliki melampaui pemakaian biasanya (Ricoeur).[4]
Retorika klasik sebagai majas metafora dipandang sebagai substitusi sederhana dari kata satu untuk kata yang lain. Metafora klasik hanya mencakup satu ‘bagian’ dari apa yang disebut Aristoteles dengan diksi, yaitu salah satu dari sekumpulan prosedur diskursif, penggunaan kata-kata yang tidak lazim, menciptakan kata-kata baru, mempersingkat atau memperpanjang kata-kata, yang semua menyimpang dari penggunaan kata-kata secara umum (Ricoeur, 1981: 179via Heru Kurniawan). Konsep metafora klasik di atas, oleh Ricoeur (1976: 61 via Heru Kurniawan) disebut dengan metafora mati (death metaphor). Metafora secara kreatif terjadi karena pesan paling sederhana yang disampaikan melalui bahasa yang alami harus ditafsirkan, karena semua kata memiliki arti lebih dari satu (polisemi) dan baru mendapatkan aktualnya jika dikaitkan dengan konteks, dan audien yang ada, dan bukan dengan latar belakang situasi (Ricoeur, 1977: 125 via Heru Kurniawan). Metafora hidup atau inventif merupakan inovasi semantik yang bagian arti dari tatanan predikatif (kesesuaian baru) sekaligus tatanan (penyimpangan paradigmatis) (Ricoeur, 1977: 156-157 via Heru Kurniawan).
Dengan demikian, konsep metafora menurut Paul Ricoeur dapat disimpulkan; (1) metafora terjadi pada wilayah interpretasi dalam satu proposisi yang ditandai oleh unsur predikasi.Metafora merupakan ketegangan (tension) pada dua dunia (kata) yang berbeda (difference) karena adanya keserupaan (resemblance) yang ditandai oleh kehadiran predikasi-universal.Hal ini mengakibatkan ketegangan dalam metafora sesungguhnya tidak dapat diparafrasekan, artinya, kalaupun bisa, parafrase semacam ini tidak terbatas dan tidak mampu menjelaskan makna inivatifnya atau makna tambah (surplus meaning); (2) metafora bukanlah hiasan wacana.Metafora memiliki lebih dari hanya nilai emotif karena metafora memberi informasi baru.Metafora hakikatnya menceritakan realitas baru yang dikonstruksi oleh wacana.[5]

3.      TEORI SIMBOL
Kata “simbol” yang berasal dari kata Yunani sumballo berarti “menghubungkan atau menggabungkan” .symbol merupakan suatu tanda, tetapi tidak setiap tanda adalah simbol. Simbol yang berstruktur polisemik adalah ekspresi yang mengkomunikasikan banyak arti. Bagi Ricoeur, yang menandai suatu tanda sebagai simbol adalah arti gandanya atau intensionalitas arti gandanya.

Ricouer merumuskan bahwa setiap struktur pengertian adalah suatu arti langsung primer, harfiah, yang menunjukkan arti lain yang bersifat tidak langsung sekunder, figuratif yang tidak dapat dipahami selain lewat arti pertama Ricouer mendefinisikan simbol sebagai struktur penandaan yang di dalamnya ada sebuah makna langsung, pokok atau literer menunjuk kepada makna tambahan, makna lain yang tidak langsung, sekunder dan figuratif yang dapat dipahami hanya melalui yang pertama.
Simbolisasi adalah figurasi analogis, dan dapat disamakan dengan metafora, yaitu mengganti sebuah ujaran dengan penanda yang lain, bukan dengan penanda terdekat seperti dalam metonimi, tetapi dengan penenda yang mempunyai kemiripan dengan penanda yang lain, bukan dengan penanda yang mempunyai kemiripan dengan penanda yang pertama.Tentu saja di sini antara bahasa mimpi dengan bahasa sastra menemukam perbedaan, dalam bahasa mimpi berupa mekanisme tak sadar, sedangkan dalam bahasa sastra berupa tindakan sadar.“Setiap kata adalah Simbol”, demikian ditegaskan Paul Ricoeur (via Sumayono).[6]















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sajak “ Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S

SEMBAH HYANG
duh gusti allah
menyembah panjenengan
bukan sebab keterbatasan
justru cinta tahu semesta tak terhinga

untuk apa membutuhkan tempat
sidratul muntaha kenjeng nabi
mendapatkan dhawuh shalat
bila bukan sebab lambang maha terhormat

shalat itu pasujudan
dari kemuliaan manusia
shalat itu pasujudan
dari pengetahuan manusia

hamba hanyalah setitik hitam
dari umatnya kanjeng nabi
hamba hanya merasa
cintadan kasihsayang panjenengan

bila kanjeng nabi lewat mi’raj
berhadaphadapan dengan panjenengan
bila hamba lewat kanjeng nabi
lewat shalat merasakan ada panjenengan

duh gusti allah
menyembah panjenengan
bukan sebab keterbatasan
justru cinta tahu semesta tak terhingga

maka
hamba angkat tangan
ke arah kiblat panjenengan
allahu akbar…..

B.     Metafora dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid B.S
Judul “sembah hyang” dalam puisi di atas menunjukan bahwa sang penyair adalah seorang yang begitu mengenal tuhan. Kata “sembah” pada judul ini berarti pernyataan hormat dan khidmat bahkan berserah.Sedangkan makna “Hyang” di sini dapat berarti dzat yang di anggap maha.Dzat sangat besar yang dianggap menguasai seluruh alam semesta ini. Bila di jawa kita sering mendengar orang menyebut Sang Hyang Tunggal yang berarti sang maha Esa, sang Hyang Wenang berarti sang maha kuasa, sang Hyang Widhi dan lain sebagainya. Hyang disini berarti maha.
Jadi Sembah Hyang dapat dimaknai sebagai rasa penghormatan, khidmat, bahkan berserah atas dirinya kepada dzat yang dianggap maha, yang dianggap sangat besar dimana dzat tersebut mempunyai hak periogratif atas dirinya.Dimana manusia menggantungkan hidup kepadaNya.

BAIT 1
duh gusti allah
menyembah panjenengan
bukan sebab keterbatasan
justru cinta tahu semesta tak terhinga

Pada bait pertama ini adalah pengakuan penyair kepada tuhan, bahwa dirinya melakukan suatu ibadah bukanlah karena dirinya tahu bahwa dirinya hanyalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan. Akan tetapi cinta penyair terhadap tuhan yang maha besar yang menguasai semestalah, yang membuat penyair bersujud kepada diriNya.Walaupun penyair menyatakan menyatakan bahwa dirinya menyembah karena cinta dan bukan karena dirinya adalah makhluk yang memiliki keterbatasan, namun penyair juga ingin mengingatkan bahwa kita (manusia) adalah makhluk yang memang serba terbatas.Keterbatasan manusia ini dibandingkan oleh penyair dengan luasnya semesta raya ini.

BAIT 2
untuk apa membutuhkan tempat
sidratul muntaha kenjeng nabi
mendapatkan dhawuh shalat
bila bukan sebab lambang maha terhormat

Pada bait kedua ini penyair menyatakan bahwa, Allah adalah dzat yang maha terhormat. Ini tercermin dalam perintah shalat yang diperintahkan kepada manusia melalui peristiwa Isra’ Mi’raj oleh kanjeng Nabi Muhammad.Sehingga dari perintah shalat yang di inginkan Allah adalah bahwa setiap manusia harus selalu mengingat tentang keberadaan Allah itu sendiri. Terutama manusia harus mengingatnya melalui shalat wajib lima waktu.

BAIT 3
shalat itu pasujudan
dari kemuliaan manusia
shalat itu pasujudan
dari pengetahuan manusia

Bait ketiga ini mengatakan bahwa, shalat itu akan mengingatkan kepada manusia bahwa tidak ada kemuliaan didunia ini yang perlu dibanggakan. Karena tak satu pun kemuliaan di dunia ini yang melebihi kemuliaan Allah. Maka seseorang harus tetap ingat kepada Allah dengan cara bersujud kepadaNya. Begitu juga seorang yang berilmu, seorang yang cerdas, pintar dia harus tetap ingat kepada Allah sebagai dzat yang memberinya semua itu.Intinya manusia janganlah terlalu membanggakan jabatan, pangkat, ilmu pengetahuan dan segala yang bersifat sementara ini.Maka kita harus tetap bersujud merendahkan diri kita dihadapan Allah yang maha mulia, dan yang menguasai seluruh alam semesta ini termasuk segala ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini.

BAIT 4
hamba hanyalah setitik hitam
dari umatnya kanjeng nabi
hamba hanya merasa
cinta dan kasihsayang panjenengan
Ini adalah pengakuan dari penyair yang mewakili setiap individu umat islam di seluruh dunia. Bahwa kita sebagai individu hanyalah sebagian kecil dan sangat kecil dari umat pengikut nabi Muhammad.Maka yang yang kita harapkan hanyalah kasih sayang Allah kepada kita.Karena hanya kasih sayang Allah lah yang menjadi pegangan atau pelindung diri kita untuk melangkah menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan Allah kepada kita. Dengan rasa cinta kita kepada Allah maka seluruh masalah kehidupan di bumi ini akan terasa ringan.
BAIT 5
bila kanjeng nabi lewat mi’raj
berhadaphadapan dengan panjenengan
bila hamba lewat kanjeng nabi
lewat shalat merasakan ada panjenengan

Bait ini menceritakan ketika Muhammad melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj untuk mendapatkan perintah shalat.Nabi berhadapan langsung dengan Allah. Tapi umat islamdapat berhadapan dengan Allah melalui oleh-oleh yang di bawa Muhammad ketika perjalanan Isra’ Mi’raj, yaitu shalat. Dengan shalat umat islamakan merasakan berhadapan dengan Allah.
BAIT 6
duh gusti allah
menyembah panjenengan
bukan sebab keterbatasan
justru cinta tahu semesta tak terhingga
Bait ini sama seperti bait pertama, yaitu berisi tentang pengakuan penyair bahwa dia menyembah tuhan bukan karena penyair adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan. Namun karena cinta penyair terhadap tuhanlah yang menjadi alasan dirinya untuk menyembah (shalat).
BAIT 7
maka
hamba angkat tangan
ke arah kiblat panjenengan
allahu akbar…..
Maka hamba (penyair) mengangkat tangan ke arah kiblat dengan melafalkan allahu akbar… takbiratul ikhram pertanda memulai shalat.

C.     Analisis Simbol dalam Sajak “Sembah Hyang”
1.      Sidratul muntaha
Kata ini muncul pada bait ke dua. Dalam kalimat “sidratul muntaha kanjeng nabi”, ini menggambarkan bahwa “sidratulmuntaha” adalah tempat dimana Allah memanggil kekasihnya yaitu kanjeng Nabi Muhammad untuk saling berhadapan. Jadi maksud dari kalimat ini adalah proses menghadapnya Nabi Muhammad pada Allah.

2.      Pasujudan
Kata ini muncul dua kali pada bait ke tiga. Dalam kalimat “shalat itu pasujudan”.Pasujudan mengambarkan tentang kepasrahan, pengabdian, berserah diri, mengingat dan lain sebagainya.Dalam kalimat tersebut berarti bahwa shalat merupakan sarana manusia untuk selalu mengingat Allah.
3.      Setitik Hitam
Kata ini muncul dalam bait ke empat. Dalam kalimat “hamba hanyalah setitik hitam”.Setitik hitam menggambarkan bahwa sesuatu hanyalah sebagian kecil bahkan sangat kecil dibandingkan hal-hal disekitarnya. Contoh: hamba hanyalah setitik hitam dari umat kanjeng nabi. Berarti bahwa hamba hanyalah sebagian kecil bahkan sangat kecil dari umat kanjeng nabi.

D.    Konsep Mistisme Sembah Hyang dalam Sajak “Sembah Hyang”
Sembah Hyang dapat dimaknai sebagai rasa penghormatan, khidmat, bahkan berserah atas dirinya kepada dzat yang dianggap maha, yang dianggap sangat besar dimana dzat tersebut mempunyai hak periogratif atas dirinya.Dimana manusia menggantungkan hidup kepadaNya.











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Dalam sajak “Sembah Hyang” karya Abdul Wachid BS ini menceritakan tentang pengungkapan cinta kepada Allah melalui ibadah shalat.Shalat adalah sarana untuk mengingat tuhan, serta merasa bahwa diri kita bukanlah siapa-siapa di dunia ini tanpa kita berpegang teguh dengan kebesaran tuhan.Sajak ini merupakan pengakuan bahwa tiada yang lebih mulia, lebih besar, lebih segalanya dibandingkan Allah yang maha segalanya.
Kedekatan penyair dengan Allah dalam iktan cinta sangat terasa dalam sajak ini.Penyair begitu akrab dengan kejadian-kejadian yang di baliknya mengandung makna-makna yang tak mampu dilihat kebanyakan orang. Dimana orang kebanyakan merasakan bahwa shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan, akan tetapi penyair menemukan bahwa dibalik shalat itu bukanlah kewajiban semata, melainkan kenikmatan bercinta dengan sang Esa.











DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Arif. 2015. Aplikasi Teori Hermeneutika dan Wacana Kritis. Purwokerto: Kaldera
Kurniawan, Heru. 2013. Mistisme Cahaya. Purwokerto: Kaldera
Palmer, Richard E. 2003. Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Ricoeur, Paul. 2006. Hermeneutika Ilmu Sisial. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Sumaryono, E. 1999.Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius
Teeuw, A. 1984, Sastra dan Ilmu Sastra, Bandung: Pustaka Jaya




[1] A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, (Bandung: Pustaka Jaya, 1984), hlm. 20.
[2] Paul Ricoeur, Hermeneutika Ilmu Sosial(Bantul: Kreasi Wacana, 2006), hlm. 196. (terjemahan dari buku, “Hermeneutics and the human sciences”, Paul Ricoeur).
[3] Heru kurniawan, Mistisme Cahaya, (Purwokerto: Kaldera, 2013), hlm 22.
[4]Ibid., hlm. 23.
[5]  Heru kurniawan, Mistisme Cahaya, (Purwokerto: Kaldera, 2013), hlm.26.
[6] Sumaryono, Hermeneutik: Sebuah Ilmu Filsafat(Sleman: PT. Kanisius, 1999), hlm. 105.