Sabtu, 30 Januari 2016

Contoh Laporan Hasil Wawancara Pengrajin Batik

Nama : Danu Ady Setyawan
Tugas : Wawancara
Dosen Pembimbing : Jabrohim
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir, mata kuliah “Reportase”.

Topik Wawancara
Batik

Acara ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Desember 2015
Pukul : 15.15 WIB s/d selesai
Tempat         : Dusun Giriloyo Desa Wukitosari, Imogiri Bantul

Laporan Hasil Wawancara
Narasumber : Siti
Pewawancara : Danu Ady Setyawan dan Romy Dwi Cahyadi
Juru Rekam : Danu Ady Setyawan

Hasil Wawancara

Pada hari selasa, 29 Desember 2015, pukul 15.00 kami dating ke Rumah Batik “Sungsang “, di Dusun Giriloyo Desa Wukitosari, Imogiri Bantul. Kesan pertama kami datang ke tempat ini adalah suasana yang nyaman, sejuk, dan ramah masyarakat pedesaan. Pertama yang kami lakukan adalah mondar-mandir sepanjang jalan desa sambil menentukan rumah batik mana yang sekiranya sedia untuk kami wawancarai. Dalam perjalanan tersebut, akhirnya kami tentukan rumah batik yang menurut kami menarik untuk di kunjungi. 

Berada di sisi utara jalan desa dengan rumah berpondasi tinggi, seperti rumah panggung, dimana di depan rumah para pengrajin batik sedang menjalankan kegiatannya. Kami bertemu dengan anak dari pemilik rumah batik ini, yang cantik dan begitu memahami seluk-beluk rumah batik ini. Kemudian kami langsung memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan wawancara.

Bentuk wawancara:

P : sejak kapan anda menekuni usaha batik ini?
N : Kami memulai usaha batik ini kira-kira tahun 2007, sesudah gempa jogja pada waktu itu tahun 2006
P : Apakah batik ini turun temurun diwariskan keluarga?
N : Kalo batiknya sih turun temurun mas, cuma kan dulu nggak bisa memproses, jadi kita cuma nyanting saja terus dijual ke kota, karena sistemnya masih kurang, jadi kita gak bisa dalam proses pewarnaan, pemasaran kita belum bisa. Baru setelah gempa itu kita kan ada LSM masuk, terus ada pelatihan, ada pembinaan.
P : Mengenai batik yang anda buat, apakah telah dipatenkan?
N : Sudah,
P : Apa saja yang telah anda lakukan untuk mematenkan motif batik tersebut?
N : Opo yo..? lupa e saya mas namanya. Tapi dulu ada yang dari Jakarta yang datang kesini untuk nyateti batik kami. Tapi saya lupa e, soalnya bapak dulu yang ngurusin pas itu.
P : Ada berapa variasi batik yang di produksi di sini mbak?
N : Ya ada macem-macem, jadi kita ada batik klasik, ada batik modern, pewarnaannya juga ada warna khas jogja, terus ada pewarnaan alam, dan bervariasi. Jadi kita mengikuti pasaran. Kalo yang klasik itu macemnya ya ada sidomukti,  wahyu temurun, sidoasih, sido luhung. Kalo yang modern nanti ada motif bunga-bunga atau daun.
P : Dalam proses pembuatan ya mbak, apakah diperlukan waktu lama untuk merubah kain putih polos menjadi kain yang sudah bermotif?
N : Ya lama, kalo batik tulis itu ya minimal satu bulan baru jadi, dari proses nyanting, pengeclupan sampai selesai itu diperlukan minimal satu bulan. Semakin rumit motifnya dan pewarnaannya semaki membutuhkan waktu yang lama.
P : ini kan macam-macam ya mbak jenisnya, lalu dalam pewarnaan sendiri memakai pewarna alami atau pewarna buatan?
N : Oo pewarna kimia maksudnya? Kita kalo yang produksi tiap hari kita memakai warna alam, karena kita memang spesial memakai warna alam, cuma kita juga menyediakan warna sintetis. Karena kan gak semua customer minat dengan warna alam, karena ada beberapa orang juga memilih warna yang cerah, warna yang ngejreng, itu kan kalo dengan warna alam kan gak bisa, jadi kalo pengen warna cerah kita pakai dari pewarna sintetis. Tapi mayoritas warna disini tetap warna alam. Kalo sintetis itu cuma kadang-kadang, dan kalo Cuma pas ada pesenan aja.
P : Dalam proses pewarnaan alami itu sendiri bagaimana mbak? Ada perbedaan tidak dengan proses pewarnaan sintetis?
N : Kalo warna alami itu ya kita ngeclup, jadi nanti kalo warna alami itu pengeclupannya berulang kali, jadi kita kalo semisalkan mau empat warna, kita bisa ngeclup 15 sampai 20 kali pengeclupan baru kita mendapatkan warna yang maksimal. Terus nanti warna yang pertama dibatik lagi, terus dicelup lagi masuk warna kedua dan seterusnya. Kalo sintetis cuma dua kali penclupan udah maksimal, warnanya sudah jadi.
P : Menurut mbak, harga batik dipasaran sekarang ini mengalami kenaikan atau justru mengalami penurunan?
N : ya naik, soalnya dari bahan baku saja sendiri juga naik, dari kainnya, katun trinisima itu kan juga naik. Terus dari bahan pewarnaanya sendiri itu juga naik. Karena sekarang kan batik ibaratnya udah menjamur ya dimana-mana. Jadi bahan-bahannya pun semua orang mencari, kalo semua orang mencari kan otomatis harganya naik.
P : Kalo disini motif batiknya murni karya sendiri atau mengambil dari motif-motif terdahulu?
N : Kalo yang klasik kan motifnya memang sudah turun-temurun, jadi kan polanya dari dulu sudah seperti itu. Terus kalo dalam pewarnaan alam kita ciptakan sendiri, kita inovasikan sendiri, semisalkan ambil dari daun nyamplung itu kita bikinkan motif, terus daun lompong, daun pepaya, atau yang lainnya.
P : Jadi mbaknya juga mengembangkan motif batik yang ada disini?
N : Gak Cuma mengembangkan mas, bahkan kami juga menciptakan karya sendiri. Kalo yang klasik itu kan gak bisa diubah-ubah mas, jadi kan kalo yang motif klasik ini kan sudah ada pakemnya, jadi gak bisa ditambahi, gak bisa dikurangi, seperti itu.
P : Kalo klasik itu jenisnya apa saja mbak?
N : kalo yang klasik itu ya ada sido mukti, wahyu temurun, dan ada motif-motif yang khas kerajaan, motif keratin gitu kan udah ada filosofinya sendiri.
P : Oh ada filofinya to mbak, apa saja sih mbak filosofinya?
N : Ya kalo filosofi kurang paham juga sih mas, tapi setahu saya kalo wahyu temurun itu kan digunakan pas acara nganten itu kan pas midodareni, jadi diharapkan untuk yang memakai itu dia bagus lah, wahyunya itu turun pada yang memakai itu. Seperti sido mukti itu juga diharapkan yang memakai selalu dalam keadaan baik. Kalo babon angrem itu yang memakai biasanya orang yang lagi hamil, babon angrem itu kana yam yang lagi mengerami telurnya, jadi maksudnya yang memakai itu biar sabar. Seperti itu.
P : Kan batik ini dulu kurang diminati ya mbak, terlebih kaum muda. Nah, upaya mbak agar batik ini tetap eksis di pasaran ini bagaimana mbak?
N : Ya kita memperbanyak koleksi, juga mengikuti pasaran. Jadi kan kalo sekarang kan batik itu enggak terkesan seperti simbah-simbah atau kuno. Jadi batik kan sudah bisa kita bikin blazer, bisa dibikin jaket, baju kerja dan macam-macam. Jadi anak muda juga bisa memakainya.
P : Lalu bagaimana mbaknya bisa mengenalkan batik yang di produksi dari sini?
N : Kalo kami sih lebih mengutamakan yang memang sudah langganan lama disini mas. Jadi sebisa mungkin kami terus memperkaya motif-motif baru yang semampu kami, kami ciptakan. Jadi pelanggan yang sudah lama langganan disini itu tidak bosen. Gitu mas.
P : Apa disini menerima kursus membatik mbak?
N : Oo menerima banget mas, jadi disini menerima pelatihan membatik baik secara individu maupun kelompok. Jadi nanti prosesnya disini diberi kain seperti sapu tangan atau serbet seperti itu, kemudian diajari cara membuat pola, cara nyantingnya sampai pengeclupannya. Lalu kainnya itu boleh dibawa pulang. Semua fasilitas sudah disiapkan disini.

Deskriptif:
  1. Rumah batik “Sungsang” memulai usahanya sejak tahun 2007, sesudah gempa jogja.
  2. Motif batik yang diwariskan turun temurun ini sudah mendapat pengakuan dan sudah dipatenkan.
  3. Rumah batik Sungsang memiliki bermacam-macam motif batik sepert, sidomukti,  wahyu temurun, sidoasih, dan sido luhung. Yang sebenarnya adalah motif batik klasik yang turun temurum diwariskan dari nenek moyang. Motif batik ini sudah memiliki pakem tersendiri, sehingga tidak dapat dirubah motifnya, baik ditambah maupun dikurangi.
  4. Rumah batik Sungsang menggunakan pewarna alami dalam pembuatannya, dan sesekali menggunakan pewarna kimia. Menuruti pemesan saja.
  5. Dalam motif batik klasik mempunyai filosofi tersendiri dalam setiap motifnya.
  6. Rumah batik Sungsang menerima pelatihan membatik baik secara individu maupun kelompok.


NB: P= Penanya/pewawancara
        N= Narasumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar